motivasi belajar

Menurut Slavin dalam Catharina (2006:156) motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus menerus . Motivasi belajar adalah penting. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa apabila anak tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri anak tersebut. Berikut teori-teori kontemporer tentang motivasi.
a. Teori belajar behavioral.
Skinner, pakar behaviorisme yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku bersama dengan para pakar behaviorisme yang lain menyatakan bahwa tidak perlu memisahkan teori belajar dengan motivasi, karena motivasi merupakan produk dari sejarah penguatan .
b. Teori kebutuhan manusia.
Abraham Moslow menjelaskan bahwa konsep motivasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Banyak kebutuhan dasar yang kesemuanya harus dipenuhi. Setiap anak termotivasi untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan dari herarki paling bawah sebelum mencapai herarki paling atas.
c. Teori disonansi.
Teori psikologi yang menjelaskan perilaku, dan alasan tentang penampilan perlaku yang digunakan untuk mempertahankan citra diri yang positif oleh Festinger disebut teori disonansi kognitif. Teori disonansi menyatakan bahwa kebutuhan untuk mempertahankan citra diri yang positif merupakan motivator yang sangat kuat .
d. Teori harapan (expectancy theory).
Pada mulanya dikembangkan oleh Edwards kemudian dilanjutkan oleh Atkinson. Teori harapan menyatakan motivasi itu tergantung pada harapan anak terhadap hadiah .
e. Teori motivasi berprestasi
Motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk memperoleh keberhasilan dan berpartisipasi aktif di dalam suatu kegiatan.individu dapat dimotivasi untuk berprestasi dengan cara memperoleh keberhasilan atau menghindari kegagalan.
Indikator yang menunjukkan seseorang mempunyai motivasi belajar (Trileksono, 2006:30) adalah :
1. ketekunan belajar.
2. Ketekunan dalam meningkatkan status sosialnya.
3. Bersaing
4. Menghargai karya orang lain.
5. Kreativitas.
6. Cita – cita.
Tugas guru (Ishak, 2008 : 6) adalah membangkitkan motivasi anak didik sehingga ia mau melakukan belajar. Dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya. Hal ini akan diuraikan sebagai berikut :
1. Motivasi Instrinsik .
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri, misalnya siswa belajar karena ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah selengkap-lengkapnya, ingin menjadi orang yang terdidik, semua keinginan itu berpangkal pada penghayatan kebutuhan dari siswa berdaya upaya, melalui kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan itu. Namun sekarang kebutuhan ini hanya dapat dipenuhi dengan belajar giat, tidak ada cara lain untuk menjadi orang terdidik atau ahli, lain belajar. Biasanya kegiatan belajar disertai dengan minat dan perasaan senang. W.S. Winkel mengatakan bahwa : “Motivasi Intrinsik adalah bentuk motivasi yang berasal dari dalam diri subyek yang belajar”.
Namun terbentuknya motivasi intrinsic biasanya orang lain juga memegang peran, misalnya orang tua atau guru menyadarkan anak akan kaitan antara belajar dan menjadi orang yang berpengetahuan. Biarpun kesadaran itu pada suatu ketika mulai timbul dari dalam diri sendiri, pengaruh dari pendidik telah ikut menanamkan kesadaran itu. Kekhususan dari motivasi ekstrinsik ialah kenyataan, bahwa satu-satunya cara untuk mencapai tujuan yang ditetapkan ialah belajar.
2. Motivasi Ekstrinsik .
Jenis motivasi ini timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau belajar.
Winkel mengatakan “Motivasi Ekstrinsik, aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri”.
Perlu ditekankan bahwa dorongan atau daya penggerak ialah belajar, bersumber pada penghayatan atau suatu kebutuhan, tetapi kebutuhan itu sebenarnya dapat dipengaruhi dengan kegiatan lain, tidak harus melalui kegiatan belajar. Motivasi belajar selalu berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati oleh orangnya sendiri, walaupun orang lain memegang peran dalam menimbulkan motivasi itu, yang khas dalam motivasi ekstrisik bukanlah ada atau tidak adanya pengaruh dari luar, melainkan apakah kebutuhan yang ingin dipenuhi pada dasarnya hanya dapat dipenuhi dengan cara lain.
Dalam upaya meningkatkan motivasi siswa, guru mempunyai peran penting dalam keberhasilan belajar siswa, beberapa peran itu antara lain :
a. Mengenal setiap siswa yang diajarkan secara pribadi.
b. Mampu memperlihatkan interaksi yang menyenangkan, interaksi yang menyenangkan ini akan menimbulkan suasana aman dalam kelas.
c. Menguasai berbagai methode dan teknik mengajar dan menggunakan secara tepat.
d. Menjaga suasana kelas supaya para siswa terhindari konflik dan frustasi.
e. Memperlakukan siswa sesuai dengan keadaan dan kemampuan.